Sapeq Karaang dipakai juga dalam upacara religius seperti Acara Adat Pelekaq Toq yang berarti melepas kepergian seseorang yang baru meninggal. Hal ini dimaksudkan ialah sebagai iringan musik yang mengandung unsur cerita dalam melakukan perjalanan pulang menghadap Amai Tingai sang pencipta. Oleh karena pada topik ini membahas peranan alat musik Sapeq terhadap Upacara adat maka hal itu tidak dibahas dengan rinci disini. (khusus hal tentang upacara adat dan istilah Dayung ini memiliki porsi serta pembahasannya tersendiri)
Saat upacara adat ini berlangsung tentunya tanpa tarian karena dimainkan pada masa berkabung. cara memainkannya pun berbeda dengan biasanya yaitu dengan diiringi alunan syair yang dinyanyikan oleh seorang Dayung (dalam arti harafiahnya “dukun”) karena itu juga Sapeq Karaang disebut juga Sapeq Dayung.
Irama sape pada saat upacara ini berlangsung pun tidak seperti yang biasa pada saat dimainkan untuk keperluan tarian. Iramanya mengalami perubahan pada lagu yang sangat miskin dengan nada dan terkadang tanpa keteraturan aransemen. seringkali terjadi syair dan lagu yang mempunyai arti khusus itu tercipta tergantung dari ilham sang Dayung yang keluar begitu saja diluar kuasanya sebagai manusia. untuk gampangnya kita sebut saja kesurupan.
Melihat sejarah dari Sapeq Karaang diciptakan, entah sejak kapan kebudayaan mencampur unsur Sapeq pada upacara adat dayak ini pastinya dimulai. yang pasti Upacara Adat Pelekaq Toq telah turun temurun diwariskan dan tetap terus menerus dilestarikan hingga kini.
Meskipun Sapeq Karaang di ciptakan untuk tarian berkelompok, Karena aplikasinya dengan acara religius dan pertimbangan bahwa Sapeq jenis ini tidak dimiliki pada semua etnis dayak lain (yang memiliki kebudayaan Sapeq) membuatnya kurang bisa dan tidak diakui untuk di kategorykan sebagai jenis Irama Datun.
Lihat sebelumnya (part-1)
Lihat sebelumnya (part-1)
No comments:
Post a Comment